Sastrawanialah sebutan bagi orang-orang yang menghasilkan karya sastra seperti novel, puisi, sajak, naskah sandiwara dan lain-lain. Oleh karena itu, penyair, penulis, pujangga, dramawan serta profesi-profesi terkait lainnya bisa dikelompokkan sebagai sastrawan. Salah satu dramawan yang terkenal dan berasal dari Indonesia yakni, I Gusti Ngurah
190 Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK 3. Konlik = Tokoh utama mengalami pertentangan 4. Klimaks = Terselesaikannya persoalan tokoh utama 5. Resolusi = Penurunan klimaks atau disebut anti klimaks 6. Kongklusi = Kesimpulan cerita atau kisah Faktor pertama dan utama dalam memilih naskah atau lakon terletak pada kekuatan memilih tema. Masalah yang diangkat, gagasan cerita yang digulirkan melalui alur, dan pesan moral bersifat aktual atau tidak. Pesan moral yang dimaksud harus mengangkat nilai-nilai kemanusiaan agar tercipta keseimbangan hidup ; harmonis dan bermakna. b. Tema Tema adalah pokok pikiran. Di dalam tema terkandung tiga unsur pokok; 1 masalah yang diangkat, 2 gagasan yang ditawarkan, dan 3 pesan yang disampaikan pengarang. Masalah yang diangkat di dalam tema cerita berisi persoalan-persoalan tentang kehidupan, berupa; Ideologi, politik, ekonomi, social, budaya, dan keamanan. pada suatu masyarakat tertentu dalam lingkup luas atau terbatas. Gagasan yang ditawarkan dalam tema adalah jalan pikiran pengarang untuk memberikan gambaran cerita dari awal sampai akhir. Pesan di dalam tema sebuah lakon berupa kesimpulan ungkapan pokok cerita dari pengarang. Tema-tema yang ada pada Lakon Drama atau Teater, biasanya tentang; kepahlawanan heroik, pendidikan edukatif, sosial, kejiwaan psikologis, keagamaan religius. Tema lakon di dalam Teater Remaja, biasanya lebih didasarkan pada muatan pendidikan untuk menumbuhkembangkan mental, moral dan pikir. Contoh, memahami tema, tema pendidikan; masalah “narkoba“, gagasan atau idenya adalah “ menghilangkan nyawa”, pesan moral atau nilainya adalah “jauhi narkoba sebab dapat menghilangkan nyawa”. c. Setting Setting dalam sebuah lakonnaskah merupakan unsur yang menunjukan; tempat dan waktu kejadian peristiwa dalam sebuah babak. Berubahnya Setting berarti terjadi perubahan babak, begitu pula dengan sebaliknya. Perubahan babak berarti terjadi perubahan Setting. Tempat sebagai penunjuk dari unsur Setting di dalam lakon, mengandung pengertian menunjuk pada tempat tengah berlangsungnya kejadian, misalnya; di rumah, di hotel, di stasiun, di sekolah, di kantor, di jalan, di hutan, di gang jalan, di taman, di tempat kumuh, di lorong , di kereta api, di dalam Bus, dst. Waktu sebagai bagian unsur Setting di dalam lakon, menjelaskan tentang terjadinya putaran waktu, yakni; siang-malam, pagi sore, gelap terang,d Klimaks = terselesaikannya persoalan tokoh utama (kedua orang tua Tuti merestui Arif dalam hubungan cinta) e) Resolusi = penurunan klimaks atau disebut anti klimaks (Kedua orang tua Arif melamar Tuti) f) Kongklusi = kesimpulan cerita atau kisah (Arif dan Tuti bersanding dipelaminan)
Ilustrasi pertunjukan seni yang disaksikan oleh penonton. Foto teater adalah pertunjukan yang dimainkan di atas panggung dan disaksikan oleh penonton. Menyadur buku Seni Teater untuk SMP/MTs karangan Alien Wariatunnisa dkk., teater berasal dari kata Yunani, “theatron”, yang artinya tempat atau gedung seni teater, terdapat unsur pembentuk di dalamnya. Apa saja unsur tersebut? Agar lebih jelas, simak paparannya di bawah Pembentuk Seni TeaterMengutip dari buku berjudul Seni Teater Jilid II oleh Eko Santosa, dkk., berikut adalah unsur seni merupakan suatu bentuk tulisan dari cerita drama yang akan menjadi karya teater setelah divisualisasikan ke dalam pementasan. Aristoteles merumuskan struktur naskah yang terdiri dari eksposisi pemaparan, komplikasi, klimaks, anti-klimaks atau resolusi, dan konklusi catastrophe.Kelima struktur tersebut pada perkembangannya tidak diterapkan secara kaku, tetapi digunakan dengan lebih bersifat adalah penanggung jawab proses transformasi naskah lakon ke bentuk pemanggungan sebuah teater. Menurut Harymawan 1993 dalam buku Dramaturgi, terdapat beberapa tipe sutradara dalam menjalankan penyutradaraanya, yaituSutradara konseptor Sutradara tipe ini menentukan pokok penafsiran dan menyarankan konsep penafsiranya ke diktator Sutradara ini mengharapkan pemain dicetak seperti dirinya sendiri dan tidak ada konsep penafsiran dua arah. Ia juga mendambakan seni sebagai koordinator Sutradara tipe ini menempatkan dirinya sebagai pengarah yang mengoordinasikan pemain dengan konsep pokok paternalis Sutradara tipe ini bertindak sebagai guru yang mengamalkan ilmu bersamaan dengan mengasuh batin para merupakan alat untuk memeragakan tokoh. Pemain memiliki kesempatan untuk merefleksikan diri dari suatu naskah. Untuk bisa merefleksikan tokoh menjadi sesuatu yang hidup, pemain perlu menguasai aspek-aspek pemeranan yang dilatih secara khusus, yaitu jasmani tubuh atau fisik, rohani jiwa atau emosi, dan menjadi salah satu unsur pembentuk seni teater. Penonton di sebuah pementasan merupakan komposisi organisme kemanusiaan yang peka. Penonton pergi ke suatu pertunjukan seni teater karena ingin memperoleh kepuasan, kebutuhan, dan artistik dalam seni teater meliputi tata panggung, tata busana, tata cahaya, tata rias, tata suara, dan tata musik. Hal tersebut dapat membantu pementasan menjadi sempurna sebagai Seni TeaterIlustrasi panggung teater. Foto Eko Santosa, dkk., berikut adalah jenis-jenis seni zaman dahulu, boneka kerap digunakan untuk menceritakan legenda atau kisah-kisah religius. Aneka jenis boneka dimainkan dengan cara yang berbeda. Contohnya, boneka tangan digunakan di tangan, sementara boneka tongkat digerakkan dengan tongkat yang dipegang dari bawah. Ada juga Marionette atau boneka tali yang dimainkan dengan cara menggerakkan kayu silang tempat tali boneka musikal adalah pertunjukan seni teater yang menggabungkan seni menyanyi, menari, dan akting. Pemainnya tak hanya fokus pada penghayatan karakter melalui kalimat, tetapi juga melalui lagu dan gerak satu contoh drama musikal adalah opera. Di dalamnya, dialog para pemain dinyanyikan bersamaan dengan iringan musik orkestra. Adapun lagu yang dinyanyikan disebut gerak adalah pertunjukan teater yang unsur utamanya adalah gerak, ekspresi wajah, dan tubuh pemainnya. Dalam teater ini penggunaan dialog dibatasi bahkan teater gerak yang terkenal dan masih ada sampai sekarang adalah pantomim. Pementasan tersebut merupakan pertunjukan yang sunyi karena tidak menggunakan suara. Dalam praktiknya, pantomim mengungkapkan ekspresi melalui tingkah pola gerak dan mimik para yang dimaksud dengan teater?Sebutkan unsur-unsur seni teater!Sebutkan jenis-jenis seni teater!Resolusi= penurunan klimaks atau disebut anti klimaks (Kedua orang tua Arif melamar Tuti) Kongklusi = kesimpulan cerita atau kisah (Arif dan Tuti bersanding dipelaminan) Faktor pertama dan utama dalam memilih naskah lakon terletak pada kekuatan memilih tema.
404 Not Found Back to home pagePenurunanitu disebabkan oleh masalah keamanan dan suhu politik yang panas di Indonesia, serta maraknya kerusuhan di kota-kota besar di Indonesia, seperti kerusuhan Mei 1998 di Jakarta, Solo, Medan, Surabaya, dan sebagainya. perasaan, pikiran atau yang bisa disebut segi-segi dalam dari seni acting, maupun yang menyangkut segi-segi luarnya
Aspek – Aspek Dari Sebuah Berkarya Seni Teater Teater sebagai seni merupakan salah satu jenis seni pertunjukan dengan medium utamanya manusia dibangun oleh beberapa unsur pembentuknya, antara lain; Naskah, Pelaku Seni dan Pentas. 1. Naskah atau lakon Naskah atau lakon Dari Sebuah Berkarya Seni Teater Teater, khususnya teater non tradisional ditangan sang kreator, yakni Sutradara peramu Drama, atau Teater merupakan bahan baku yang perlu diolah secara seksama. Yakni dari teks tulisan menjadi wujud pertunjukan Dalam pertunjukan teater, kedudukan naskah menjadi unsur penting. Naskah yang telah ditentukan sebagai bahan pertunjukan Teater, terlebih dahulu dianalisis bagian-bagiannya, antara lain ; Alur Plotting, Tema Thought, Tokoh Dramatic Person, Karakter Character, Tempat kejadian peristiwa Setting, dan Sudut pandang pengarang Point of view. Unsur tokoh dan karakter atau perwatakan sebagai unsur pemeranan, telah dibahas pada pertemuan bab sebelumnya. Selanjutnya, untuk mempelajari unsur-unsur seni teater, kita awali dengan memahami lakon atau naskah melalui beberapa unsur didalamnya, antara lain sebagai berikut. a. Alur atau Jalan cerita Alur dalam bahasa Inggris disebut Plot. Alur dapat diartikan sebagai jalan cerita, susunan cerita, garis cerita atau rangkaian cerita yang dihubungkan dengan sebab akibat hukum kausalitas. Artinya, tidak akan terjadi akibat atau dampak, kalau tidak ada sebab atau kejadian sebelumnya. Berbicara alur dapat dikemukakan pula tentang alur maju dan alur mundur. Alur maju, artinya rangkaian cerita mengalir dari A sampai Z. Dan Alur mundur, cerita berjalan, yaitu; penggambaran cerita mengakhirkan bagian awal, dapat juga cerita di dalam cerita atau disebut dengan flashback. Alur di dalam cerita dibangun oleh sebuah struktur. Struktur cerita menurut Aristoles adalah sebagaima di bawah ini. Introduksi = Pengenalan tokoh Arif, Tuti, Ayah, Ibu, Paman dan Orang Tua Arif Reasing Action = tokoh utama memiliki itikad Tokoh Arif Konflik = tokoh utama mengalami pertentangan Itikad Arif dihambat oleh orang tua Tuti Klimaks = terselesaikannya persoalan tokoh utama kedua orang tua Tuti merestui Arif dalam hubungan cinta Resolusi = penurunan klimaks atau disebut anti klimaks Kedua orang tua Arif melamar Tuti Kongklusi = kesimpulan cerita atau kisah Arif dan Tuti bersanding dipelaminan Faktor pertama dan utama dalam memilih naskah atau lakon terletak pada kekuatan memilih tema. Masalah yang diangkat, gagasan cerita yang digulirkan melalui alur, dan pesan moral bersifat aktual atau tidak. Pesan moral yang dimaksud harus mengangkat nilai-nilai kemanusiaan agar tercipta keseimbangan hidup ; harmonis dan bermakna. b. Tema Tema adalah pokok pikiran. Di dalam tema terkandung tiga unsur pokok; 1 masalah yang diangkat, 2 gagasan yang ditawarkan, dan 3 pesan yang disampaikan pengarang. Masalah yang diangkat di dalam tema cerita berisi persoalan-persoalan tentang kehidupan, berupa; Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan. pada suatu masyarakat tertentu dalam lingkup luas atau terbatas. Gagasan yang ditawarkan dalam tema adalah jalan pikiran pengarang untuk memberikan gambaran cerita dari awal sampai akhir. Pesan di dalam tema sebuah lakon berupa kesimpulan ungkapan pokok cerita dari pengarang. Tema-tema yang ada pada Lakon Dari Sebuah Berkarya Seni Teater atau Drama , biasanya tentang; kepahlawanan heroic, pendidikan educatif, sosial social, kejiwaan psikologi, keagamaan religius. Tema lakon di dalam Teater Remaja, biasanya lebih didasarkan pada muatan pendidikan untuk menumbuh kembangkan mental, moral dan pikir. Contoh, dalam memahami tema. Temanya pendidikan; masalahnya adalah “ narkoba “, gagasan atau idenya adalah “ menghilangkan nyawa”, pesan moral atau nilainya adalah “jauhi narkoba sebab menghilangkan nyawa. c. Setting Setting dalam sebuah lakon/naskah merupakan unsur yang menunjukan; tempat dan waktu kejadian peristiwa dalam sebuah babak. Berubahnya setting berarti terjadi perubahan babak, begitu pula dengan sebaliknya. Perubahan babak berarti terjadi perubahan setting. Tempat sebagai penunjuk dari unsur Setting di dalam lakon Dari Sebuah Berkarya Seni Teater, mengandung pengertian menunjuk pada tempat tengah berlangsungnya kejadian, misalnya; di rumah, di hotel, di stasiun, di sekolah, di kantor, di jalan, di hutan, di gang jalan, di taman, di tempat kumuh, di lorong , di kereta api, di dalam bus, dst. Waktu sebagai bagian unsur Setting di dalam lakon, menjelaskan tentang terjadinya putaran waktu, yakni; siang-malam, pagi sore, gelap terang, mendung cerah, pukul lima, waktu Ashar, waktu Subuh, jaman Belanda, zaman kemerdekaan, zaman orde baru, zaman reformasi. Latar peristiwa kejadian sebagai bagian dari unsur Setting di dalam lakon, misalnya; kondisi perang, kondisi mencekam, kondisi aman, dst. d. Point of view Setiap lakon, termasuk lakon Teater anak-anak, remaja, dewasa atau pun bagi semua umur pasti melibatkan sudut pandang pengarang atau penulis. Sudut pandang pengarang atau penulis ini disebut point of view. sebagai gambaran intelektualitas dan kepekaan rasa pengarang atau creator dalam menangkap dan memaknai fenomena yang terjadi. Memahami dan menangkap tanda -tanda tentang sudut pandang pengarang merupakan hal penting bagi seorang creator panggung atau pembaca agar terjadi kesepahaman, kesejalanan atau tidak setuju dengan apa yang ditawarkan dan dikehendaki pengarang. Apabila seorang creator dalam proses kreatifnya mengalami kesulitan menemukan pandangan inti pengarang, secara etika kreator dapat melakukan konsultasi atau wawancara dengan penulis tentang maksud dan tujuan dari lakon/ naskah yang ditulis. Apabila penulis naskah tidak dapat dihubungi dapat melakukan wawancara dengan sesama penulis satu angkatan atau dengan para penulis seniornya. 2. Pelaku Seni Pelaku dalam Teater adalah orang-orang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan artistik dalam penciptaan karya Teater. Para pelaku di dalam Teater terdiri dari Sutradara, Pemeran, pemusik, penata pekerja pentas dan pekerja panggung. Sutradara secara harfiah sebagai pemeran pertama lakon. Sutradara disebut juga dengan pengatur laku atau pelaku. Sutradara memiliki tugas dan tanggungjawab sebagai pengatur, peramu, pengemas dan pengarah di dalam garap Teater. Sutradara dalam istilah lain disebut dengan Art Director atau Pimpinan Artistik. Oleh karena itu, Sutradara di dalam garapan Teater sebagai pemegang komando, pemegang kebijakan dan pemegang keputusan dalam menentukan nilai dari sebuah kualitas keindahan dalam garap Teater. Dalam pelaksanaannya, mengingat rumitnya dan banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan, biasanya Sutradara dibantu oleh Asisten Sutradara. Pemeran atau istilah dalam Teater lebih kena dengan pemain merupakan sosok pemeran yang membawakan cerita berdasarkan pengkarakteran tokoh. Tugas dan tanggungjawab Pemeran di dalam Teater adalah memerankan tokoh-tokoh cerita di dalam naskah sesuai arahan Sutradara. Adapun penokohan di dalam Teater dapat dibagi dalam beberapa peran atau penokohan cerita, antara lain Protagonis, Antagoni, Deutragonis, Foil, Tetragoni, Confident, Raisonneur dan Utility. 3. Pentas Pentas dapat diartikan sebagai tempat, pertunjukan atau pergelaran seni. Membahas tentang pentas, tidak akan lepas dari orang yang menata pentas dan orang-orang yang terlibat dalam pewujudan pentas Teater. Penata pentas Teater adalah para perancang atau disainer artistik Teater yang memiliki keahlian di bidang seni visual panggung, rias busana, dan property dan seni audio musik. Tugas dan tanggungjawab para perancang pentas adalah membantu Sutradara dalam penuangan gagasan bentuk seni ke dalam wujud nyata pertunjukan. Para penata artistik di dalam pelaksanaan dibantu oleh beberapa orang pekerja pentas yang dipilih oleh penata pentas. Baca Juga Jenis - Jenis Dari Sebuah Berkarya Seni Teater Pengertian Dari Sebuah Berkarya Seni Teater Kreativitas Dari Sebuah Pemeranan Seni Teater Demikian Artikel Aspek – Aspek Dari Sebuah Berkarya Seni Teater Yang Saya Buat Semoga Bermanfaat Ya Mbloo Artikel Terkait Menerapkan Konsep Dalam Berkarya Dari Sebuah Tari Kreasi Alat Dan Bahan Berkarya Seni Lukis Itu Pengertian Dari Sebuah Karya Seni Lukis Pengertian Dan Jenis Dari Sebuah Kritik Musik Persiapan Dari Sebuah Pergelaran Seni TeaterPuncakketegangan pada bagian alur teater disebut a. klimaks b. eksposisi c. komplikasi d. situasi e. resolusi . Ujian Semester 2 (UAS / UKK) Seni Budaya SMA Kelas 10 Latihan Soal / SMA / Website ini hadir dalam rangka ikut berpartisipasi dalam misi mencerdaskan manusia Indonesia. 190 Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK 3. Konlik = Tokoh utama mengalami pertentangan iv. Klimaks = Terselesaikannya persoalan tokoh utama v. Resolusi = Penurunan klimaks atau disebut anti klimaks 6. Kongklusi = Kesimpulan cerita atau kisah Faktor pertama dan utama dalam memilih naskah atau lakon terletak pada kekuatan memilih tema. Masalah yang diangkat, gagasan cerita yang digulirkan melalui alur, dan pesan moral bersifat aktual atau tidak. Pesan moral yang dimaksud harus mengangkat nilai-nilai kemanusiaan agar tercipta keseimbangan hidup ; harmonis dan bermakna. b. Tema Tema adalah pokok pikiran. Di dalam tema terkandung tiga unsur pokok; ane masalah yang diangkat, two gagasan yang ditawarkan, dan 3 pesan yang disampaikan pengarang. Masalah yang diangkat di dalam tema cerita berisi persoalan-persoalan tentang kehidupan, berupa; Ideologi, politik, ekonomi, social, budaya, dan keamanan. pada suatu masyarakat tertentu dalam lingkup luas atau terbatas. Gagasan yang ditawarkan dalam tema adalah jalan pikiran pengarang untuk memberikan gambaran cerita dari awal sampai akhir. Pesan di dalam tema sebuah lakon berupa kesimpulan ungkapan pokok cerita dari pengarang. Tema-tema yang ada pada Lakon Drama atau Teater, biasanya tentang; kepahlawanan heroik, pendidikan edukatif, sosial, kejiwaan psikologis, keagamaan religius. Tema lakon di dalam Teater Remaja, biasanya lebih didasarkan pada muatan pendidikan untuk menumbuhkembangkan mental, moral dan pikir. Contoh, memahami tema, tema pendidikan; masalah “narkoba“, gagasan atau idenya adalah “ menghilangkan nyawa”, pesan moral atau nilainya adalah “jauhi narkoba sebab dapat menghilangkan nyawa”. c. Setting Setting dalam sebuah lakonnaskah merupakan unsur yang menunjukan; tempat dan waktu kejadian peristiwa dalam sebuah babak. Berubahnya Setting berarti terjadi perubahan babak, begitu pula dengan sebaliknya. Perubahan babak berarti terjadi perubahan Setting. Tempat sebagai penunjuk dari unsur Setting di dalam lakon, mengandung pengertian menunjuk pada tempat tengah berlangsungnya kejadian, misalnya; di rumah, di hotel, di stasiun, di sekolah, di kantor, di jalan, di hutan, di gang jalan, di taman, di tempat kumuh, di lorong , di kereta api, di dalam Bus, dst. Waktu sebagai bagian unsur Setting di dalam lakon, menjelaskan tentang terjadinya putaran waktu, yakni; siang-malam, pagi sore, gelap terang, Tokohjuga disebut orang yang ada dalam novel tersebut. Ada 3 macam tokoh yaitu tokoh utama dengan ciri : sering muncul, antara lain : perkenalan > muncul konflik atau suatu permasalahan > peningkatan konflik > puncak konflik (klimaks) > penurunan konflik > selesaian. 3. Setting Setting sangat berkaitan dengan tempat atau latar, waktu, dan Namundemikian hal tersebut tidak otomatis mampu mengeluarkan teater dari jebakan narasi. Artinya, teater improvisasi juga meyampaikan dialog verbal, hanya saja sumber dialognya tidak tertulis. Oleh karena itu, pada sisi ini, ekspresi teater tetap mengandalkan pada kata-kata, orang saling berbicara atau sering juga disebut sebagai drama. Dalamarti sempit, Seni drama sering disebut seni teater. perkenalan > muncul konflik atau suatu permasalahan > peningkatan konflik > puncak konflik (klimaks) > penurunan konflik > selesaian. Setting; Setting sangat berkaitan dengan tempat atau latar, waktu, dan suasana dalam cerpen tersebut. 3S1k.